Pertanyaan Tentang Kompetensi Profesi

19.25 / Diposting oleh Phyrman /

Beberapa hari lalu, dalam perjalanan pulang dari bandung usai melayat sahabat kami yang meninggal karena kanker. saya dan beberapa teman semobil berdiskusi ringan tentang profesi, intinya kami pengin mencari gambaran yang lebih terbuka tentang penilaian perusahaan terhadap profesi kami dan apa yang harus kami lakukan agar profesi tersebut bisa lebih dihargai perusahaan.

Diskusi sepanjang jalan berlangsung hangat dan menarik, karena sebagai karyawan level bawah tentu saya ingin agar perusahaan menghargai setinggi2nya profesi tersebut yang diaktualisasikan dengan peningkatan sallary, tapi salah satu kawan yang kebetulan adalah atasan saya dengan bijak dan cukup cerdas mengatakan bahwa perusahaan pun punya penilaian tersendiri terhadap sebuah profesi, terkait dengan kontribusinya bagi perusahaan. Artinya sehebat apapun kemampuan seorang karyawan didalam profesinya, tetap tidak mungkin punya sallary lebih tinggi dibanding "profesi lain" yang dianggap lebih kompeten dan berkontribusi bagi perusahaan. Salahsatu cara agar karyawan tersebut bisa dihargai lebih adalah dengan cara mutasi ke "profesi lain" yang dianggap lebih kompeten itu.

Rasa penasaran membuat saya menyapa google untuk mencari tahu makna kompetensi, ada sebuah artikel menarik yang saya dapat:
"Secara general, kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.

Dalam sejumlah literatur, kompetensi sering dibedakan menjadi dua tipe, yakni soft competency atau jenis kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun interaksi dengan orang lain. Contoh soft competency adalah: leadership, communication, interpersonal relation, dll.

Tipe kompetensi yang kedua sering disebut hard competency atau jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini berkaitan dengan seluk beluk teknis yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni. Contoh hard competency adalah : electrical engineering, marketing research, financial analysis, manpower planning, dll.

Tahap yang paling kritikal, yakni tahap asesmen kompetensi untuk setiap individu karyawan dalam perusahaan itu. Tahap ini wajib dilakukan sebab setelah kita memiliki direktori kompetensi beserta dengan kebutuhan kompetensi per posisi, maka kita perlu mengetahui dimana level kompetensi para karyawan kita – dan dari sini juga kita bisa memahami gap antara level kompetensi yang dipersyaratkan dengan level yang dimiliki oleh karyawan saat ini."

(sumber: http://strategimanajemen.net)

Artikel yang cukup menjelaskan arti "kompetensi", namun saya masih bingung alasan bagaimana gap kompetensi antar departemen terjadi. Trus apa pembatasan konseptor dibanding teknisi/operator. Lalu apakah karyawan yang oleh perusahaan dianggap operator, tp punya kemampuan konseptor tidak bisa berkembang. Lalu apakah seorang operator yang multiskill, menguasai teknologi dan artistik, akan selalu dianggap lebih rendah dibanding konseptor. Kalau di luar negeri sebuah profesi dapat dihargai tinggi, kenapa di negeri kita kok nggak yaa... Dan banyak lagi pertanyaan yang berharap dapat dijelaskan hehehe... (btw, ada yang bisa menjelaskan???)

Menjelang pintu tol pondok gede, diskusi kami mencapai deadlock. semua kembali pada titik nadir, dimana kepasrahan dan rasa bersyukur adalah cara terbaik untuk berbahagia dan menikmati kerja.

terima kasih kawan2 atas diskusinya...

Sency, 30 April 2009

Dwi Firmansyah
http://ruangstudio.blogspot.com

Label:

0 komentar:

Posting Komentar