Upacara Bendera

21.13 / Diposting oleh Phyrman /

“Pemirsa, saat ini kita bangsa Indonesia, telah berhasil membuktikan… Bahwa kita sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, telah berhasil memecahkan rekor dunia!!!
Pemecahan rekor menyelam dengan jumlah terbanyak, lebih dari dua ribu penyelam berpartisipasi dalam ajang ini. Esok hari, 17 agustus pukul tepat pada pukul 10 WITA diharapkan kita akan kembali memecahkan rekor dunia, dengan mengadakan upacara kenegaraan di bawah air, yang pertama kali dilakukankan di dunia…”, sambil sesekali tercekat menahan emosi bangga yang memenuhi serambi paru nya, seorang reporter televisi swasta melaporkan siaran langsung dari bawah air di perairan Malalayang, Sulawesi Utara.

Gelembung udara dan minimnya oksigen tak menghalangi sang reporter untuk terus melaporkan peristiwa bersejarah itu. Dan saya yakin, di antero penjuru Indonesia, beragam etnis, suku dan ras masyarakat, turut menitik haru menyaksikan detik demi detik moment itu berjalan.

Eforia penyambutan HUT kemerdekaan bergema di empat arah angin negeri; di puncak Mahameru yang berada pada ketinggian lebih dari enam ribu meter, bendera merah putih dikibarkan dengan penuh hikmat. Siluet sang saka tertiup angin, dengan latar matahari di atas awan, seolah menghapus segala lelah usai dua hari pendakian. Puncak tertinggi di pulau jawa ini, menjadi bukti semangat anak muda untuk terus mengumandangkan Indonesia Raya.

Ditebing yang curam dan sepi, puluhan kaki tertapak kuat di dinding cadas, otot-otot tangan mengeras menggenggam erat tonjolan sedimen yang telah membatu ribuan tahun. Paku-paku ditancapkan dicelah-celah karang, sebagai pengait bendera yang berukuran hampir seperempat lapangan bola. Membentangkan kain lambang pemersatu jiwa

Di kampung-kampung, ratusan pohon pinang ditancapkan dengan baluran minyak pelicin di sekujur tubuhnya, aneka hadiah dipajang di puncak menaranya, dengan tetap mengaitkan sebatang bambu kecil sebagai pengikat bendera merah putih.
Di berbagai daerah, anak-anak berpakaian adat tradisional mengikuti pawai karnaval yang digelar oleh sekolahnya, sambil tak ketinggalan menggenggam erat bendera plastik mini, juga berwarna merah putih.

Semua berbangga, semua bersatu, semua bahu membahu, tanpa pandang bulu, berasal dari daerah manakah kawannya, marga apakah dia, asli pribumi atau keturunan, etnis mayoritas atau minoritas dll. Semua sekat-sekat pemisah langsung runtuh, begitu mendengarkan lagu Indonesia Raya berkumandang dan kibaran bendera yang perlahan naik.

Tak ada egoisme suku, individualitas golongan, atau eksklusifitas agama. Semua merasa satu; satu nusa, satu bangsa, satu negeri; Indonesia.


Tapi usai upacara kemerdekaan berakhir

Ah, saya tidak mau meneruskannya…
Biarlah kebanggaan yang tertanam di sanubari anak bangsa itu tetap terpendam dalam, bersama rasa optimisme untuk terus membangun negeri. Biarlah anak-anak bangsa yang memiliki idealisme itu terus berjuang, dengan sepenuh hati membesarkan Ibu pertiwi.

Saya tidak mau menjadi pemadam semangat membara itu, dengan mengutip;
Pengamat hukum yang bercerita tentang korupsi diberbagai lini
Pemerhati keamanan yang memprediksi teror susulan
Pakar ekonomi yang meragukan keberhasilan pengentasan kemiskinan
Ahli sosial yang menuliskan maraknya anak jalanan
Ilmuwan pendidikan yang mempertanyakan sekolah gratis
Politikus yang meneriakkan ancaman disintegrasi bangsa
Dan para seniman yang meragukan “kemerdekaan” Indonesia

Saya juga tidak mau melontarkan joke
Tentang bagaimana puluhan pemuda adat di pulau kepala burung papua
Mengadakan upacara di dataran bukit sebuah pinggiran hutan
Koteka, tombak, dan busur beserta anak panahnya sebagai seragam seremoni
Sebuah bendera terlipat siap dikibarkan
Dan sesaat usai terbentang lebar
Ternyata bukan merah putih yang selama ini kita kenal
Tapi lambang bintang kejora…
(ah, ada-ada aja kawan kita di papua itu….)

Biarlah, di hari nasional nan sakral ini…
Kita berprasangka baik terhadap seluruh saudara-saudara kita
Bahwa mereka tidak akan mengkhianati makna kemerdekaan yang sudah diraih
Dan berjanji pada diri sendiri, untuk juga tidak mengkhianatinya


Note:
Salut buat Tim Live Sail Bunaken dan Ekspedisi Mahameru SCTV, yang telah sukses meneruskan tradisi penyambutan HUT kemerdekaan. Semoga bonus menanti anda (dan juga teman2 yang lain tentunya hehehe…)


Celesta, 18 Agustus 2009

Dwi Firmansyah
http://ruangstudio.blogspot.com

Label:

0 komentar:

Posting Komentar