I Love You Full

05.43 / Diposting oleh Phyrman /

Tagline yang meresap di alam bawah sadar kita, tatkala mengenang Alm. Mbah Surip adalah “I Love You Full”, kalimat yang selalu diucapkannya, disetiap akhir pembicaraan, apapun tema nya. Susunan 4 kata yang setiap orang pasti tahu artinya, karena 3 kata pertama adalah sebuah ungkapan romantis antara dua insan lawan jenis tatkala memadu kasih, yang hampir semua orang pernah mengalaminya. Dan jika ada yang belum pernah merasakan, pasti sudah sering mendengar kisahnya.

I Love You Full, jika diterjemahkan bebas dalam bahasa Indonesia, mungkin bisa diartikan Aku Cinta Kamu (dengan se) Penuh (hati). Mari kita urai satu per satu kalimat nan penuh makna ini.

I adalah Aku (sebagai subyek pelaku)
Love adalah Cinta (sebagai predikat atau pelaksanaan kegiatan)
You adalah Kamu (sebagai obyek)
Full adalah se-Penuh hati (sebagai keterangan yang menyangatkan)

Menurut saya, kata yang paling dalam untuk dimaknai adalah Love (cinta) dan Full (sepenuh hati), karena disinilah letak totalitas manusia dalam menjalankan kehidupannya.

Mari kita coba ubah subyek dan obyek dengan kata lain. Sedangkan predikat dan keterangan masih tetap. Misalnya :
Jika Aku sebagai subyek diganti Orang tua
Kamu sebagai obyek diganti Anak
Maka akan menjadi kalimat “Orang tua Cinta Anak dengan sepenuh hati”

Jika orang tua cinta anaknya dengan sepenuh hati, maka pertanggungjawaban social dari orang tua akan dilakukan dengan benar, sehingga tidak akan ada lagi anak jalanan yang berkeliaran dipinggir jalan tanpa tahu siapa keluarganya (menurut Departemen Sosial, hingga akhir 2008 jumlah anak jalanan di Indonesia mencapai 109.454 anak; Kompas, 6 Agustus 2009). Tidak ada lagi anak yang kekurangan gizi karena ayahnya lebih memilih membeli rokok untuk menyenangkan hasratnya daripada membelikan susu atau makanan bergizi bagi sang buah hati.

Jika Aku sebagai subyek diganti Pemerintah
Kamu sebagai obyek diganti Rakyat.
Maka akan muncul kalimat “Pemerintah Cinta Rakyat dengan sepenuh hati”.

Pemerintah cinta rakyat, bisa jadi hanyalah sebuah slogan kosong kampanye. Tapi jika ternyata pemerintah dengan sepenuh hati mencintai rakyatnya, maka semua program pembangunannya pastilah bertujuan mensejahterakan masyarakat. Tidak akan ada pejabat yang korupsi, jika dia bekerja dengan sepenuh hatinya. Hati menjadi landasan untuk menjaga rasa cintanya, agar tetap cinta. Jika memang pemerintah mencintai warganya dengan sepenuh hati, pastinya tidak akan terjadi penelantaran TKI di kolong jembatan Jeddah, Arab Saudi hingga berbulan-bulan lamanya. Dan tidak akan ada lagi Halimah-halimah lain yang harus meninggal di negeri orang, dalam kesengsaraan tanpa pengobatan medis.

Atau kita ubah susunan katanya dengan kata yang lain lagi.
Subyek Aku diganti dengan kata “orang kaya”
Obyek Kamu diganti dengan kata “orang miskin”
Akan muncul kalimat, “orang kaya cinta orang miskin dengan sepenuh hati”.

Jika itu terjadi, maka tidak akan ada lagi keluarga miskin yang harus menangis malu karena tidak tega melihat anaknya putus sekolah gara-gara belum bayar SPP, atau bayi-bayi minum ASI yang kekurangan gizi karena ibunya hanya makan nasi aking setiap hari, tanpa protein dan vitamin penunjang.

Orang kaya yang cinta orang miskin dengan sepenuh hati, akan ikhlas menyisihkan sebagian hartanya bagi orang lain. Dia rela mengorbankan sedikit kesenanganya, demi melihat kebahagiaan obyek yang dicintainya. Ratusan ribu uang untuk biaya nongkrong di kafe, atau bergoyang di diskotik selama beberapa jam bagi orang kaya, mungkin nilainya sama dengan biaya SPP anak miskin selama setahun atau sekedar beli telur berprotein bagi keluarga miskin selama berbulan-bulan.


Ya, cinta dengan sepenuh hati…
Manusia yang cinta kepada Tuhannya dengan sepenuh hati, akan rela meluangkan waktu tidurnya untuk duduk bersimpuh memanjatkan doa dan pujian, berkomunikasi dengan sang khaliq agar tetap dibukakan pintu hidayah dalam menjalani kehidupannya.

Seorang teroris yang cinta pada Sang Pencipta dengan sepenuh hati, pastinya tidak akan merusak manusia lain hasil ciptaan sang Khaliq dengan cara yang kejam dan mengerikan. Dia juga tidak akan membunuh dirinya sendiri, sebelum diizinkan oleh Tuhan untuk kembali padanya dalam keadaan khusnul khotimah.

Jika Israel cinta Palestina dengan sepenuh hati, pasti tidak akan ada bom fosfor yang dijatuhkan guna merenggut nyawa ribuan penduduk sipil di Gaza (mungkin gak yaa???)

Jika pelaku kriminal cinta korbannya dengan sepenuh hati, maka tidak akan pernah terjadi pembunuhan sadis dengan bumbu mutilasi.(ada gak pelaku kriminal yang cinta ama korbannya? hehehe)

Ya, cinta dengan sepenuh hati…
Siapapun subyek dan obyeknya akan membuat manusia ikhlas dan rela berkorban.
Kebahagiaan si subyek adalah dengan melihat obyek yang dicintainya bergembira.
Kebahagiaan si obyek adalah dengan menunjukkan bahwa pengorbanan cinta dari subyek tidak sia-sia.

Ya, cinta dengan sepenuh hati…
Adalah cinta yang tulus tanpa ada pengkhianatan terhadap makna cinta itu sendiri
Atau jangan-jangan I Love You Full ala Mbah Surip, dibaca oleh orang tua, pemerintah, orang kaya dan beragam subyek lainnya, sebagai I Love You Fool alias Aku Cinta Kamu, Bodoh!!!
Sebuah cinta yang memang dimaksudkan oleh subyek hanya sekedar sebagai lip services, yang memang bertujuan untuk merendahkan, meremehkan dan menipu obyek nya.

Mbah Surip, I Love You Fool eh Full… Ha Ha Ha Ha Ha……


Celesta, 6 Agustus 2009

Dwi firmansyah
http://ruangstudio.blogspot.com

Label:

0 komentar:

Posting Komentar