Pom Bensin Merah Abu-abu, Hijau, Kuning, terussss…..

10.15 / Diposting oleh Phyrman /

Bersepeda adalah sarana transportasi yang irit sekaligus menyenangkan, karena lebih santai dan rileks saat menyusuri jalanan. Yap, sepanjang jalanan dari arah Graha Raya menuju Bintaro, hal yang paling kusukai adalah menikmati warna-warni tanaman di pinggiran jalur, lalu menyaksikan gedung-gedung yang tengah berkembang, dan satu lagi, ini mungkin agak berbeda, membandingkan pom bensin-pom bensin yang terlewati.

Masih didominasi oleh pemasar nasional tentunya, tiap beberapa kilometer selalu bertengger pom bensin PERTAMINA yang megah dengan warna merah abu-abu sebagai ciri khasnya. Dengan beragam aksesorisnya, ada pom bensin + ATM, ada yang + kafe, restoran dan lain-lain.

Namun kini diantara warna yang sudah kuhapal itu, terselip pom bensin berwarna hijau dengan logo kuning menyala bertuliskan PETRONAS, sesuatu yang beberapa tahun silam tak mungkin kita dapati di seluruh kota negeri ini.

Kondisinya bangunannya lebih mewah, bersih, dan luas, sangat nyaman untuk memuaskan pelanggan yang datang. Tapi entah kenapa, suasananya masih sangat sepi, mobil yang masuk pun hanya satu – satu. Trenyuh juga melihat puluhan karyawan yang setia berdiri menanti datangnya pelanggan, mencoba menawarkan senyuman yang sudah terlatih untuk memikat hati pemilik kendaraan, namun tak kesampaian. Terkadang mereka duduk bergerombol, sekedar membuang waktu sambil ngobrol, karena memang nyaris tak ada pelanggan yang harus dilayani.

Tapi kalau dipikir lebih mendalam, rasa syukur harus dipanjatkan, karena sepinya pom bensin milik negeri tetangga itu, juga menjadi bukti tingginya nasionalisme masyarakat untuk tetap membeli produk yang dijual oleh perusahaan nasional.

Tapi kalo dipikir lagi, sebenarnya mungkin itu bukan nasionalisme, itu hanya karena kebetulan saja. Sebuah kebetulan karena harga yang dijual pertamina lebih murah dibanding harga pom bensin asing seperti Petronas atau Shell. Ya, hingga saat ini pemerintah indonesia masih memberi subsidi hingga ratusan triliun untuk bahan bakar konsumsi kendaraan pribadi. Negara masih “menyuapi” orang kaya yang bermobil, bahkan bisa jadi subsidi minyakl untuk orang kaya nilainya jauh lebih besar dibanding subsidi untuk warga kelas menengah ke bawah yang biasanya menggunakan sepeda motor sebagai sarana transportasi.

Beberapa hari lalu, sebuah media cetak terbesar memberitakan hasil wawancara dengan seorang pengamat ekonomi, yang mengatakan bahwa “mungkin sudah saatnya, masyarakat indonesia membeli BBM dengan harga dunia, sehingga subsidi untuk konsumsi yang bernilai ratusan triliun bisa dialokasikan ke bidang lain yang lebih produktif”.

Saya yakin, pasti akan terjadi pro kontra di kalangan pengamat ekonomi. Yang pro mungkin akan bilang, bahwa pengalihan subsidi ke bidang produktif akan menggerakkan roda perekonomian yang selama ini banyak menemui hambatan, seperti infrastruktur dll. Yang kontra bisa jadi akan mengatakan, bahwa kenaikan harga BBM mengikuti harga dunia akan memberatkan masyarakat kecil, yang saat ini juga sudah susah hidupnya.

Demonstrasi mendukung dan menentang kenaikan harga BBM sudah jamak terjadi di negeri ini bukan?? Yang pro biasanya “oknum demonstran” sedang yang kontra adalah “demonstran beneran” hehehe…

Terkadang saya membayangkan, perubahan apa yang akan terjadi jika pemerintah menghentikan subsidi BBM untuk jenis premium dan solar produk Pertamina. Artinya harga jual BBM yang dijual oleh pom bensin milik Pertamina akan sama tinggi dengan harga di pom bensin milik Petronas dan Shell.

Bisa jadi kelak pom bensin asing akan lebih ramai dibanding pom bensin nasional.

Sambil mengayuh sepeda, saya jadi berpikir, kenapa pemerintah mengeluarkan UU yang mengizinkan perusahaan asing juga menguasai penjualan BBM pada masyarakat. Dulu dengan alasan tiadanya modal dan teknologi, pemerintah menyerahkan penambangan minyak dan gas pada perusahaan asing. Jadi kedepan, penguasaan hulu dan hilir energi di negeri ini, bisa jadi akan dimiliki asing.

Saya tidak tahu apakah beberapa tahun kedepan, saat bersepeda menyusuri jalanan Graha Raya – Bintaro, karyawan pom bensin warna hijau akan lebih sibuk dibanding karyawan pom bensin warna merah abu-abu…

Entahlah…..


Sency, 8 Agustus 2009

Dwi Firmansyah
http://ruangstudio.blogspot.com

Label:

0 komentar:

Posting Komentar