Terkadang Tuhan Membuka Pintu Hidayah Dengan Cara Sederhana

04.23 / Diposting oleh Phyrman /

Seminggu terakhir ini mungkin hari yang menggelisahkan buat treeva, malaikat kecilku. Hanya gara-gara dia membaca majalah National Geographic ku yang ada foto mummy menyeramkan, dia langsung shock dan merasa ketakutan sepanjang hari, siang dan malam. Bahkan sampai badannya hangat hingga 3 hari lamanya, dan dimanapun dia berada dirumah harus ada orang didekatnya. Pokoknya harus tampak orang dimatanya. Ini sama sekali bukan kebiasaannya yang cuek dan ngeyelan.

Beragam cara dicoba untuk “menghilangkan” phobia nya, dari pura-pura membuang majalah NG, melarangnya nonton sinetron horror, sampai memarahinya karena cengeng dan penakut (bapak yang galak yaa hehehe).. Tapi tetap aja susah merubahnya, dia tetap cengeng dan takut.

Suatu hari mamanya bercerita kalo hantu itu takut sama suara orang ngaji, tanpa diduga tiba-tiba treeva minta agar diajarin lagi belajar iqro’, sesuatu yang dalam 1 tahun terakhir malas dipelajarinya. Padahal sesuatu yang paling susah dilakukan adalah “merayunya” untuk belajar iqro’. Kalo disuruh, pasti ngeles dan mlinthir. trus kalo dimarahin, malah ngeyel dan marah. Pokoknya ribet dech hehehe…

Rasa takut lumayan berkurang, walau masih tampak gelisah diwajahnya. Trus dalam obrolan ringan dikamar, treeva tetap curhat, kalau dia masih merasa takut hantu. Lalu mama nya iseng-iseng bilang, itu gara-gara treeva gak mau sholat lima waktu, padahal usianya udah lebih 6 tahun. Kan dalam agama, anak yang berumur 7 tahun udah wajib sholat. Dan entah kenapa, dalam 2 hari terakhir dia mulai ikut rajin sholat, tanpa disuruh dan tanpa dipaksa. Walau masih sebatas jadi makmum, sholatnya pun tanpa berdoa karena belum hapal dan tanpa wudhu karena malas basah... Tapi lumayanlah, yang penting membiasakan diri dulu lah hehehe…

Saya langsung berpikir, ternyata untuk membuka sebuah jalan kebaikan, Gusti Allah menunjukkannya dengan cara yang sangat sederhana dan tak teduga.

Saya langsung teringat, bagaimana jalannya tiba-tiba saya bisa terjerumus bekerja didunia broadcasting. Sesuatu yang sejak SMA tidak ada gambaran sama sekali tentang bidang ini.

Berawal dari kegagalan UMPTN setelah lulus SMA, saat itu pilihan saya adalah 1. Psikologi UNPAD 2.Psikologi UGM 3. Sosiologi UNSOED, saya emang suka ilmu-ilmu social, mengingat adanya keterbatasan otak dalam bidang eksaks. Dan tak ada satupun yang lulus hiks hiks…

Lalu iseng2 bersama teman2 SMA kita ngluyur ke yogya, sekedar mencari informasi sekolah yang sesuai (kantong dan otak hehehe). Dan tujuan bus termudah yang dilalui di yogya dari terminal adalah kampus UGM. Karena hanya kampus itu yang kita tahu letaknya. So, berkeliling kita disana, dari boulevard, jalan ke fak. Sastra trus lanjut ke Fisipol. Di fakultas terakhir ini ada iklan pengumumam tentang pembukaan jurusan baru yaitu D3 Komunikasi; Public Relations, Broadcasting, Advertising. Yang kita sendiri gak faham mata kuliahnya akan gimana hehehe…

Iseng-iseng berhadiah kita langsung ndaftar, jurusan pun dipilih tanpa dipikir dulu. Pokoknya setahuku, kalo PR yang kuliah kebanyakan cewek, wah bisa2 dikira bencong kalo kuliah disitu. Trus kalau ADV harus bisa nggambar, padahal saya paling anti pelajaran gambar. Dan jurusan yang menurutku paling keren adalah BC karena bisa kerja di TV sambil liat artis hehehe. So, langsung dengan pede ndaftar jurusan ini, tanpa tahu apa dan bagaimana broadcasting itu hehehe…

Tuhan pun menuntun umatnya membuka jalan karir dari sesuatu yang sangat sederhana, yaitu iseng-iseng berhadiah.

Dalam dunia nyata, sering kita lihat orang-orang yang sukses dalam hidupnya, justru setelah dia “disisihkan” dari perusahaannya. Dalam keterpurukan, tiba-tiba seseorang tersadar bahwa talenta sebenarnya adalah berwiraswasta. Ada yang sukses jadi pengusaha ayam bakar seperti Ayam Bakar Mas Mono di Tebet. Ada yang berhasil jadi pengusaha mie ayam seperti Mie Raos yang sukses membuka waralaba.

Ada temanku, yang terpacu menjadi sukses, justru setelah dihina calon mertuanya karena hanya bekerja serabutan. “Pelecehan”ini membangkitkan kreatifitasnya membuka usaha aksesoris rumah tangga, seperti boneka unik, bantal lucu dll hingga sukses diekspor. Kini dia sukses menjadi kaya dan membuktikan bahwa penilaian mertuanya salah hehehe…

Terkadang Tuhan membuka pintu hidayah dengan cara yang lucu, tragis, gembira, bencana, tak terduga, dan sederhana, yang kita sendiri tidak pernah terpikir bahwa itulah cara Tuhan menyayangi umatnya.

Saya jadi ingat bahwa seumur hidup ini, baru sekali saya melihat ayah ibu saya menangis haru dan bahagia. Karena saya termasuk dalam kategori “anak durhaka” dan tidak pernah membuat bangga orang tua saya.

Berawal dari keberuntungan saya saat tiba2 disuruh liputan ke Arab. Sore saya masih liputan di Bogor, tiba2 ditelp suruh pulang ngurus paspor, karena tengah malam harus berangkat ke Riyadh. Semuanya serba mendadak dan tak terduga.

Saya bersyukur bisa dapat umroh gratis saat liputan KTT Liga Arab di Riyadh. Karena schedule umroh tidak ada dalam jadwal sebelumnya. Entah kenapa tiba2 pak Jusuf Kalla yang waktu itu hadir mewakili Indonesia, mengungkapkan niatnya untuk berumroh di malam hari.

Dan lewat tengah malam, dengan dipandu petugas kita berumroh ramai2. Lagi-lagi keberuntungan memihakku, karena ternyata rombongan pejabat pemerintahan mendapat kesempatan thawaf sambil dikawal asykar, sehingga tanpa kesulitan bisa mencium hajar aswad sampai tiga kali.

Bagiku sendiri, ini berkah sekaligus peringatan dari Tuhan agar memperbaiki ibadahku. Karena saat semua kawan-kawanku bisa mencium hajar aswad sambil berurai airmata, ternyata hatiku tak “tersentuh” oleh keagungan Ilahi. Aku hanya terdiam terpaku, tanpa bisa menangis bersyukur. Kucoba untuk memaksakan diri menangis dan gagal. Tapi aku sempat difoto saat mencium hajar aswad. Narsis memang, tapi inilah aku hehehe…

Dan foto itulah yang bisa membuatku merasa bahagia, karena melihat bapak ibuku menangis haru.

Saat mudik lebaran, kucetak foto dan kuberikan ke bapak ibuku buat kenang-kenangan dan gaya-gayaan hehehe. Tapi ternyata responnya tak terduga, saat kutunjukkan foto itu, bapakku yang biasanya cool dan pandai memendam perasaan, tiba-tiba matanya berkaca-kaca seperti mau menangis, dan dengan lirih beliau berkata “bapak selama ini menginginkan satu hal dalam hidup yang belum tercapai, yaitu mencium hajar aswad. Dan itu gagal dilakukannya saat berhaji.” Tapi anaknya yang selama ini “durhaka” ternyata malah bisa melakukannya. Ada nada haru, bahagia, bangga dalam nada ucapannya yang sederhana. Tapi itu cukup membuka hatiku, bahwa ternyata untuk membahagiakan orang tua bisa dilakukan secara sederhana dan tak terduga.

Beliau tidak pernah menuntut anaknya untuk jadi kaya raya atau terkenal, beliau justru menangis bahagia saat melihat anaknya bisa “mewakilinya” mencium hajar aswad, sesuatu yang selama ini diimpikan. Semoga kelak beliau mampu mencapai harapannya.

Subhanallah, ternyata cara Tuhan untuk membahagiakan umatnya memang sangat sederhana dan tak terduga.


Celesta, 16 Juni 2009

Dwi Firmansyah
http://ruangstudio.blogspot.com

Label:

0 komentar:

Posting Komentar