Tentang (susahnya) Menjadi Ikhlas

05.29 / Diposting oleh Phyrman /

Kawan,
Seringkah kita merasa berhasrat untuk bersedekah tapi kemudian batal memberikan
Karena pikiran kita berburuk sangka kepadanya
Tak jarang recehan yang sudah tergenggam dan hanya selangkah meletakkan ditangannya
Tiba-tiba masih saja tergenggam, saat tangan meminta itu beredar didepan kita

Kawan,
Aku hanya ingin bercerita tentang susahnya menjadi ikhlas
Kemarin ada seorang pria berpeci yang membagikan kertas, berisi tulisan memohon bantuan modal untuk berdagang peci
Hatiku tersentuh dan mengagumi semangatnya untuk berwirausaha
Tapi entah kenapa tanganku berat sekali menarik lembaran kertas dari dompet
Hanya karena otakku berpikir bahwa tak mungkin orang muda yang sederhana itu kekurangan harta untuk usaha

Dan usai si pemuda meninggalkanku tanpa sedekahku, aku menjadi gelisah
Karena tak jauh dari tempatku duduk, seorang mahasiswi berjilbab dengan ikhlas merogoh kantong celananya dan memberikannya dengan senyum keharuan
Dia memberi tanpa berpikir buruk terhadap si pemuda
Tanpa peduli apakah si peminta berbohong atau jujur
Karena yang bisa menilai kebenarannya hanyalah Yang Maha Tahu

Kawan,
Dilain hari aku juga melakukan hal yang sama
Diperempatan lampu merah jalanan yang macet dan penuh asap knalpot
Ada seorang ibu berpakaian kumal menggendong anaknya yang masih balita
Dari pakaiannya hampir pasti profesinya adalah pengemis
Melihat tatap mata sang anak yang menghiba
Hatiku menjadi tersentuh karenanya

Tapi lagi-lagi tanganku enggan bergerak menarik lembaran rupiah dari dompet
Bahkan membuka kaca pun tidak
Hanya karena otakku menghitung
Jika semua pengemis harus diberi sedekah, berapa banyak uang yang harus kuberikan
Karena disekelilingnya puluhan pengemis juga berkeliling mengetuk kaca kendaraan

Dan usai lampu merah berganti hijau
Kembali aku menyesal
Kenapa aku tidak pernah bisa ikhlas memberi
Dan hanya berpikir menuruti logika pikiran yang penuh prasangka

Tuhan,
Kini aku mengharap hidayahMU, karena aku merasa resah
Ternyata segala retorikaku tentang berbagi
Hanyalah sebatas ucapan tanpa perbuatan
Kenapa aku harus egois berhitung untuk masa depanku
Sedangkan rejekiMU tiada terhitung nilainya
Kenapa logika akalku selalu menghalangi sentuhan hati
Padahal Engkau ciptakan akal untuk berpikir tentang kebenaran

Rasa kikirku telah menutupi kebenaran hati
Sedangkan otak dangkalku malah melakukan pembenaran terhadapnya

Tuhan,
Ajarkanlah aku untuk menjadi ikhlas
Minimal sekedar bisa memisahkan mana kebenaran tentang orang yang benar-benar berusaha
Dan mana kebenaran palsu dibalik kumalnya baju

Atau ajarkan aku cara menjadi ikhlas
Minimal sekedar menghapus prasangka buruk terhadap orang lain

Kawan,
Aku juga butuh nasehatmu….


Sency, 8 Juni 2009

Dwi Firmansyah
http://ruangstudio.blogspot.com

Label:

1 komentar:

Comment by Word of heart on 9 Agustus 2010 pukul 20.30

Itulah manusia mas, akupun juga mengalami hal serupa, seolah-olah kita ini yang paling benar dan paling mengerti tentang agama tapi ternyata hal sekecil ini kita belum mampu melakukannya, padahal nabi kita adalah orang yang paling tidak bisa jika ada orang yang minta padanya, apapun pasti diberikannya.Subhanallah, kenapa kita tidak mampu mengikuti jejak beliau ya mas...

Posting Komentar