"Aku gentle kan, makanya berani datang..."

03.51 / Diposting oleh Phyrman /

"Saya gentle kan, makanya berani datang..."

arrrhhhhggg, bener2 gak tau diri dech ini orang...
gak biasanya aku langsung emosi liat omongan orang lain, yang gak kukenal, gak pernah liat sebelumnya, bahkan baru tadi ketemu... mungkin gara2 terbawa suasana juga kalee yaa, atau mungkin gara2 disebelahku wanita hamil, jadi aku bertoleransi untuk gantian mual hehehe...

Ceritanya siang tadi, selasa 5 mei 2009, aku dan mbak Dian Ardianti, reporter biro surabaya yang lagi hamil besar, dapat ploting liputan ke DPRD II surabaya, terkait kasus penggusuran di stren Kali Jagir, Wonokromo, Surabaya. Dengar pendapat antara anggota komisi C, pemkot surabaya dan warga korban gusuran, yang harusnya berlangsung panas dan penuh solusi, ternyata sangat mubazir.

iyaa, gimana gak mubazir? untuk kasus sebesar itu, yang mengorbankan ratusan rakyat kecil, ternyata hanya dihadiri oleh 3 anggota DPRD II yang pintar berorasi, 4 pemkot surabaya yang tidak punya kompetensi dan wewenang, dan puluhan warga yang histeris..

Sidang diawali orasi anggota DPRD II, yang seperti biasanya, hebat dalam mengumbar kata2, sok kritis mengurai pertanyaan, pandai menarik simpati dan sok berani menunjuk pimpinan eksekutif dianggap bersalah tp tidak datang (kalo pak walikota hadir, dia masih berani teriak2 kayak gitu gak yaaa? hehehe).. Namun hasilnya nol besar, hanya pengulangan orasi hari2 sebelumnya, tetap tanpa hasil)..

Pertanyaan "kritis" anggota dewan yang terhormat, sekali lagi untuk kasus penggusuran sebesar itu, ternyata hanya dijawab oleh PNS pemkot yang datang mewakili pejabat pemerintahan, dengan nada datar, sok tidak memahami kasus yang terjadi, lempar tanggung jawab bahwa bukan wewenang mereka untuk menjawab, dan lagak yang sok berempati.

Hah, terus kalo mereka hanya "pion" yang mewakili pemerintah dan tidak punya wewenang, kenapa harus datang. tidakkah mereka berpikir bahwa rakyat butuh keputusan yang tepat dan cepat untuk segera menyelesaikan kasus ini, minimal sebelum bego-bego yang kini berada di stren Kali Jagir, meluluh-lantakkan rumah2 warga tersebut.

Hei, tidakkah mereka berpikir, bahwa penggusuran tersebut masih bermasalah, karena warga tidak diberi kesempatan melawan secara hukum negara, dan tidak ada sosialisasi sebelumnya, sehingga warga tidak tahu lagi kemana harus pindah. Serta anak2 sekolah yang harus rela terbengong2 menyaksikan sekolah dan rumah mereka dihancurkan untuk sesuatu yang tidak mereka pahami.

Huh, tidakkah mereka punya nurani, sekedar untuk berempati mempercepat penyelesaian solusi, bukan hanya datang untuk merusak sebuah "sidang" yang diharapkan menemukan titik-temu oleh rakyat kecil.
Tidakkah kebodohan mereka (entah pura2 bodoh, atau bodoh beneran saat menjawab pertanyaan) justru merusak asa dan harapan warga yang menggantungkan masa depannya pada kebijakan pemerintah daerahnya.

Dan emosiku mencapai titik puncaknya, saat usai rapat yang tanpa hasil dan mubazir ini..
seorang PNS pemkot yang datang mewakili atasannya itu, berceletuk sambil bergurau kepada warga, "saya gentle kan, makanya berani datang ke sidang ini..."

arrrrrrgggghhhhh, dasar tak tahu diri..
Tidakkah dia sadar diri, bahwa dia tuch bukan datang karena gentle dan berani, dia tuch datang karena "takut" atasan akan memecatnya jika tidak datang mewakilinya..
Tidakkah dia tahu diri, bahwa dia tuch hanya "pion" yang tunduk diketek bos, pion yang tanpa ide dan hanya berani ngomong "baik pak! saya akan datang" asalkan jabatannya aman.

Coba anda lihat foto ini (sumber :www.detikfoto.com)





Menurut anda, layak kah, saya dan mungkin juga anda untuk marah???

Darmo Permai, 5 Mei 2009

Dwi Firmansyah
http://ruangstudio.blogspot.com

Label:

0 komentar:

Posting Komentar