Jangan Pernah Ingin Memiliki Hak Orang Lain!

10.19 / Diposting oleh Phyrman /

Masih teringat di memori otak saya yang ber IQ rendah ini, sebuah kalimat yang diucapkan oleh seorang kawan yang mengutip salah satu butir dalam 10 Perintah Tuhan pada nabi Musa. Kalimat itu berbunyi “Jangan pernah ingin memiliki hak orang lain!”.

“Ingin aja tidak boleh, apalagi (sudah) memilikinya” urai kawanku itu lagi.

Entah kenapa, kalimat sederhana itu tersimpan dalam pikiran saya.
Saya mencoba menghitung berapa banyak hasrat kita untuk merampas hak orang lain demi keinginan untuk memiliki sesuatu yang menjadi hak nya. Dari hal yang paling sederhana dan tak mungkin tercapai, sampai hal yang berat dan kita usahakan untuk memperolehnya.

Kalau baru sebatas “ingin”, tentu jumlahnya tak terhitung.
Dari melihat pacar orang lain yang cantik dan aduhai, lalu membayangkan untuk memiliki kekasih itu.
Atau menyaksikan kawan yang kaya raya, dan kita tergoda untuk mendapat sedekah harta darinya.
Atau mendengar rekan kantor promosi jabatan, dan kita ingin menggantikannya.
Pasti sangat, dan sangat banyak…

Dan dalam realitanya, perintah Tuhan itu sudah banyak dilanggar oleh kita sebagai manusia, baik secara halus maupun kasar, baik secara kasat mata maupun terselubung, baik secara diam-diam maupun terang-terangan.

Seorang perampok “ingin” memiliki hak orang lain dan melakukan dengan cara merampas harta korban secara terang-terangan, kasar bahkan terkadang kriminal dengan melukainya.

Seorang pejabat “ingin” memiliki hak orang lain dan melakukan dengan cara korupsi secara halus dan terselubung, tanpa diketahui oleh rakyat sebagai pemilik harta.

Seorang pengusaha “ingin” memiliki hak orang lain dan melakukan dengan memutarbalikkan data keuangan perusahaan, sehingga bonus yang menjadi hak karyawan bisa ditilep dengan cara tersamar.

Seorang seniman atau ilmuwan “ingin” memiliki hak orang lain dan melakukan dengan cara menjiplak karya seni atau hasil riset orang lain, dan diakui sebagai karya orisinilnya.

Seorang karyawan “ingin” memiliki hak orang lain dan melakukan dengan cara merebut jabatan rekannya, dengan cara yang licik dan penuh intrik politik.


Melihat maraknya aksi “pemilikan” hak orang lain untuk diri sendiri, maka memang tak salah jika Tuhan mencantumkan larangan itu dalam 10 perintahnya di awal turunnya agama langit.

Kalo kita coba putar bahasa secara sederhana, kata “ingin” berarti baru sebatas niat di hati, belum ada eksekusi. Jika ke“ingin”an tersebut bisa dihapuskan dari hati kita, maka bisa diartikan dimasa depan tidak akan ada “eksekusi” pemilikan hak orang lain untuk diri kita.

Tapi mungkinkah…
Seorang perampok menghapus “keinginan” untuk memiliki harta korban, sehingga batal merampas.
Seorang pejabat menghapus “keinginan” untuk memiliki harta rakyat, sehingga batal korupsi.
Seorang pengusaha menghapus “keinginan” untuk memiliki harta karyawan, sehingga batal menilep
Seorang seniman/ilmuwan menghapus “keinginan” untuk memiliki karya orang, sehingga batal menjiplak.
Seorang karyawan menghapus “keinginan” untuk memiliki jabatan rekannya, sehingga batal memfitnah.

Tapi, bagaimanakah caranya?


Celesta, 24 September 2009

Dwi Firmansyah
http://ruangstudio.blogspot.com

Label:

0 komentar:

Posting Komentar