"People Power" Genre Sosial

00.30 / Diposting oleh Phyrman /

Mendengar kata “people power” kita akan tergiring pada gambaran kerumunan puluhan atau ratusan ribu manusia yang terkonsentrasi pada satu titik untuk menyatukan tekad dan idealismenya dalam melawan ketidakadilan, misalnya rezim otoriter atau presiden korup, intinya gerakan people power biasanya bertujuan untuk menekan dan menjatuhkan “seseorang” yang kalau terpaksa dilakukan dengan cara anarkis, tapi lebih sering secara damai.

Kini people power pun mulai merambah dunia maya, bedanya kalau di dunia nyata kerumunan dilakukan pada satu wilayah dengan cuaca panas terik dan manusianya pun harus berjibaku dengan peluh keringat, sedangkan di dunia maya titik kerumunan ada di situs jaringan sosial seperti facebook, twitter, atau beragam mailing list, dan manusianya pun cukup duduk manis dibawah ruang ber AC dingin.

Namun ternyata gerakan people power ala dunia maya, tak kalah keras dibanding dunia nyata. Contoh people power yag paling fantastis adalah dukungan masyarakat terhadap Prita dalam perseteruannya dengan RS Omni Internasional atau dukungan terhadap dua pimpinan nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. “Kerumunan manusia” yang terkumpul mencapai lebih dari satu juta orang.

Namun, satu hal yang menurut saya paling indah adalah gerakan people power dunia maya kini bergeser pada kegiatan social dengan cara memfasilitasi bantuan kepada rakyat kecil yang mengalami ketidakadilan sosial dari pemerintah negeri ini. Mereka mencoba mengetuk hati para anggota nya untuk membantu secara nyata dengan memberi sumbangan dana, atau menekan penguasa agar menjadi peduli atas berbagai masalah di negeri ini.

Koin Cinta untuk Bilqis, sumbangan untuk Bilqis Anindya Passa, balita usia 17 bulan yang menderita atresia billier atau gangguan pada saluran empedu sehingga harus menjalani transpalasi hati kini mencapai 1,3 M, dan keluarga nya pun merencanakan bahwa sisa hasil sumbangan akan didirikan untuk membangun yayasan yang membantu masyarakat lain yang mengidap penyakit sejenis. Sebuah kebaikan hati yang cepat menyebar dan menyentuh relung hati para donaturnya.

Fakta-fakta di media massa menyebutkan bahwa ternyata banyak sekali rakyat Indonesia dari berbagai status sosial; kaya, menengah, miskin yang rela menyumbangkan uang tabungannya atau hasil karyanya demi memberi bantuan kepada orang lain yang sama sekali tidak dikenalnya. Para donator hanya tahu dari pemberitaan media massa yang mem blow up kisah tersebut dari sisi human interest nya. Sebuah keikhlasan yang tulus.

Ini adalah fenomena yang menarik, disaat banyak pengamat sosial menggugat bahwa rakyat Indonesia kehilangan jati diri, dari budaya gotong royong rasa sosialis menjadi individualis materialistis, ternyata arah gerakan people power justru menunjukkan gejala yang sebaliknya. Yaitu menjadi gerakan sosial yang peduli kepada kasus-kasus kemanusiaan yang banyak mendiskriminasi rakyat kecil.

Mungkin ini adalah sebuah bentuk “pelarian” atas ketidak percayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga sosial di negeri ini. Kasus korupsi dana raskin (beras untuk rakyat miskin-red) atau bantuan pupuk bagi petani yang ternyata fiktif dan pemberian sapi induk untuk para peternak yang tidak pernah terealisasi walau anggaran sudah cair, menjadi gambaran rusaknya sistem bantuan sosial untuk rakyat kecil. Bukan tidak mungkin, jika dana sumbangan Koin Cinta untuk Bilqis dikelola oleh pemerintah, maka jumlah yang tersalur hanya 25% nya, karena yang 75% dipotong uang lelah buat pejabat nya hehehe…

Jika menghitung secara kasar nominal zakat 2,5% dari penghasilan masyarakat mampu untuk disumbangkan pada rakyat miskin, sebenarnya tanpa harus mendapat subsidi APBN pun pendidikan gratis bagi rakyat miskin bisa terealisasi. Namun hingga kini tak ada satu pun yayasan atau lembaga sosial di negeri ini yang bisa dipercaya untuk mengelola dana masyarakat. Yayasan pemerintah atau pejabat pemerintah lebih berfungsi sebagai sarana mengumpulkan dana sumbangan untuk dana kampanye bukan pendidikan gratis atau kesehatan gratis.

Ketika kegiatan untuk beramal pun tidak mendapat kemudahan di negeri ini, maka people power genre sosial adalah pilihan yang tepat, karena bisa langsung mencapai tujuan tanpa harus dipotong “pajak pribadi” pejabat.

Nah, jika untuk beramal aja dipersulit, bagaimana mungkin negeri ini akan mendapat “berkah”...

Sency, 9 Februari 2010

http://ruangstudio.blogspot.com

Label:

0 komentar:

Posting Komentar